Sebuah Tulisan dari BADKO TPA JOGJA
HABIS GELAP TERBITLAH Al QUR’AN
Rosulullah diutus ke dunia ini tidak lain tidak bukan untuk menyempurnakan akhlak manusia, termasuk kamu, Iyaa kamu. Rosulullah lah yang telah mengantarkan kita ke zaman yang padhang njingglang ini, dulu nama zamanya jahiliyah. Orangtua tega membunuh anaknya sendiri karena malu anaknya terlahir perempuan, wanita pada saat itu tidak dihargai sama sekali, pokok e siapa yang kuat, yang kaya dia menang. Mungkin sekarang jaman itu juga dialami oleh sebagian orang-orang saat ini. Buktinya masih ada tho, orang yang saling membunuh gara-gara rebutan kekuasaan, bahkan ada yang tega membunuh ibu kandungnya sendiri. Saat ini wanita juga masih diperlakukan tidak pada kodratnya. Dan yang memprihatinkan lagi, wanita itu sendiri kok ya mau dan malah bangga ketika melakukannya. Piye iki Bu Kartini?
Perlakuan terhadap wanita yang tidak pas, bahkan malah tidak perlu sama sekali contohnya saat iklan kendaraan. Pada saat pameran mobil atau motor, pasti ada wanita yang bergaya didepan mobil atau motor. Padahal, dari sekian banyak calon pembeli, kebanyakan laki-laki yang akan menggunakan mobil atau motor itu. Ngapain juga mbak-mbaknya harus senyum-senyum didepan mobil/motor. Blas ndak ada hubungannya sama sekali. Kalaupun ada, pasti hanya sebagai accecoris saja. Wagu dan saru.
Al Quran diturunkan sebagai pedoman hidup umat manusia, sebagai modul, sebagai juknis atau apalah bahasa sederhananya. Namanya juga modul ( moco dulu ) maka tugas kita adalah moco ( membaca) . IQRO, kata dalam surat pertama yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad. Insya Allah kalo kita dekat dengan Al Qur’an pasti hidup kita akan terang, tenang dan terarah. Pastikan kita selalu membacanya, selalu mengamalkannya, selalu mempelajarinya, dan selalu mengajarkannya. Seperti dalam sebuah hadist riwayat bukhari “ Sebaik baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Qur’an dan yang mengajarkannya “. Ingat dipelajari dan diajarkannya ya, jangan hanya untuk materi lomba kaligrafi saja. Jika Anda sekarang adalah ustadz/ah TPA, berarti Anda adalah salah satu orang terbaik.
Nah, bagi Anda yang mempunyai putra-putri dan belum bisa membaca Al Qur’an silahkan daftarkan putra-putri Anda di TPA terdekat, jika mampu mengajari sendiri putra-putrinya dalam membaca Al Qur’an itu jauh lebih baik lagi. Bukankah dulu ketika syukuran Aqiqah minta di doakan dalam tulisan “ Mohon do’a restunya semoga menjadi anak yang sholeh/ah berguna bagi nusa dan bangsa “. Saatnya do’a itu di ikhtiarkan dengan belajar Al Qur’an. Belajar membaca Al Qur’an pun saat ini lebih mudah, sudah banyak metode yang dibuat, mulai dari metode SAS, metode IQRO’, metode AL BARQI, metode AL BANJARI, metode AN NADHLIYAH dan masih banyak metode lainnya
Sebenarnya ada metode lagi, metode yang di susun dari pengembangan metode IQRO yaitu metode KIBAR. Kalau Metode IQRO disusun oleh Bapak KH A’sad Humam, nah metode KIBAR disusun ( dikembangkan ) oleh putrinya yaitu ibu Erweesbe Maimanati, S.H. Sungguh berapa banyak pahala yang didapat dari para penyusun metode tersebut, terus mengalir sebagai amal jariyah. Silahkan belajar membaca Al Quran dengan metode yang sudah ada. Pastilah tiap metode mempunyai kekurangan dan kelebihan nya masing-masing, ndak perlu membanding-bandingkan. Tinggal dipilih , dipelajari dan diajarkan saja. Ibarat komputer, ada yang suka dengan Sistem Operasi Windows, ada yang nyaman pakai MAC atau pakai LINUX. Semua tergantung pilihan yang menggunakan. Jika tidak suka dengan metode yang sudah ada, silahkan buat metode sendiri, barangkali Anda mau membuat metode Open Source, metode yang bisa dikembangkan / ditambahi sendiri.
Bicara tentang motode yang sudah di susun, terutama dari Kota Yogyakarta, selain metode IQRO dan KIBAR ada satu lagi metode yang di susun, yaitu metode A MA BA, metode khusus untuk anak berkebutuhan khusus. Penyusun dari metode A MA BA ini adalah ibu Tri Purwanti S.Pd. Dari penyusun metode yang ada, 2 diantaranya di susun oleh wanita, yaitu Ibu Erweesbe penyusun metode KIBAR dan ibu Tri Purwanti penyusun metode A MA BA. Sungguh wanita yang Luar biasa, kalaupun boleh dibilang, inilah Kartini versi BADKO Kota. Liyane do ajar nyanyi aku tak ajar ngaji
==================================================
SEKALI MENDAYUNG , DUA TIGA SEKOLAH TERSILATURAHMINI
Beberapa hari yang lalu, kami dari BADKO Kota mendapat undangan untuk berkunjung ke tempat belajar Al Qur’an. Berbekal niat untuk belajar dan bersilaturahmi, kami ber tujuh sudah siap-siap dari pagi. Kami berangkat mengajak relawan ngajar ngaji badko kota, sekalian study Banding. Walaupun belum tahu betul lokasinya, kami mengikuti petunjuk lewat wasap yang di kirim oleh Ustadz Iwan Rustiawan . Perjalanan dari balaikota Yogyakarta sekitar 20 menit untuk sampai ke lokasi yang berada di kecamatan Banguntapan Bantul, naik motor lho ya, pokoke My TPA My Adventure
===============================================
TK KIBAR
Ketika sampai TK KIBAR, kesan pertama yang terlintas di pikiran kami adalah, “ ini TK apa tempat Outbond ? “. Ada ayunan, tangga titian, taman, kolam dan sebaginya. Suasananya berbeda dengan TK pada umumnya. Bangunan Segi delapan yang warna warni kayak permen, dilengkapi kolam ikan dipinggirnya, dan jendelanya pun tidak hanya bentuk persegi, ada yang berbentuk bulat, mirip bangunan rumah Hobbit.
TK Kibar Jogja terdiri dari 8 kelas, masing-masig kelas terdiri dari 11 sd 13 anak saja, dengan total pengajar 12 pengajar, Jadi lebih kondusif dan tidak theng kruyuk. Sayangnya, kami sampai di TK KIBAR sudah hampir jam 10, sehingga sesi untuk baca Al Qura’n murid-muridnya sudah selesai, tapi ndak maslah masih banyak kejutan yang kami temukan. Salah satu kejutan yang bagi kami beda adalah cara mengkoordinir murid-murinya. Lewat ruangan yang mirip studio Radio, salah satu mbak pengajarnya mulai siaran sambil memantau layar TV. Cukup melihat layar kaca sudah bisa memantau semua kelas, karena tiap kelas ada CCTV nya yang bisa dipantau dari satu ruangan. Saya kira mbaknya mau nonton acara Dasyat atau Inbox sambil karaokean je, ternyata mau siaran.
Dengan nada khas guru TK, klasikal untuk memulai ice breaking pun dimulai. Mulai dari nyanyi, hafalan dan sebagainya. Oiya, di TK KIBAR anak-anak memanggil bu guru dengan panggilan Miss. Kalau sesama bu guru mungkin, mungkin lho ya, panggilan sesama bu guru bro, sist.
Setelah menikmati arem-arem dan kacang bawang yang di suguhkan, sambil menyaksikan siaran dari salah satu Bu Guru Miss nya, kami kemudian diajak keliling TK KIBAR oleh miss Yusnita selaku Direktur TK Kibar. Dari kelas yang satu hingga kelas yang lain, mulai dari kelas orange, kelas Yellow dan kelas lainnya. Pantesan warna warni, lha wong nama kelasnya saja pakai nama warna. Hal yang unik disini, kartu pretasi belajar disini diletakkan di luar kelas, diambil ketika anak mau masuk kelas tiap pagi, mirip daftar hadir. Jadi Bu Guru Miss nya bisa mengetahui, kartu yang belum diambil pasti anaknya belum berangkat.
Walaupun masih usia TK, murid murid di sini banyak yang sudah bisa baca A Qur’an, karena TK Kibar sendiri punya target 100 % anak yang lulus dari TK Kibar sudah bisa baca Al Qur’an. Dengan menggunakan metode Kibar yang telah di susun oleh ibu Erweesbe Maimanati, S.H yang juga sebagai pendiri TK KIBAR ini di tahun 2007 ini, harapannya belajar Al Quran menjadi lebih mudah dan menarik. Terbukti miss-miss disini yang berjumlah 12 pengajar dengan penatar ustadz Iwan Rustiwan, telah mewisuda santri, dengan wisuda sudah yang ke 12.